PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM CERDAS ARTIKEL ILMIAH ARTFICIAL INTELLIGENCE
PENGANTAR
TEKNOLOGI SISTEM CERDAS
ARTIKEL
ILMIAH ARTFICIAL INTELLIGENCE
Dosen:
Imam Ahmad Trinugroho, ST., MMSI.
Disusun
oleh :
Salsabila Nuraddina
12118651
3KA22
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM INFORMASI
PTA 2020/2021
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence)
Pada penulisan kali ini saya akan membahas tentang
Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelligence) yang sangat membantu kehidupan serta membangun inovasi
teknologi pada jaman sekarang ini. Pembahasannya dimulai dari Definisi,
Sejarah, Konsep dasar, hingga implementasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) itu sendiri.
I.
Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Pertama disini saya
akan membahas dari Definisi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) menurut para Ahli :
a.
John
McCarthy, 1956
Kecerdasan buatan adalah usaha memodelkan proses berpikir
manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia.
b.
Herbert
Simon, 1987
Kecerdasan buatan adalah tempat suatu penelitian,
aplikasi, dan instrusksi yang terkait dengan pemrograman komputer dalam
melakukan suatu hal yang menurut pandangan manusia ⎼ cerdas.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa ahli serta
pendapat dari penulis adalah kecerdasan buatan merupakan suatu keilmuan cerdas
yang diperoleh dari pemikiran manusia dalam bentuk pemberian/pembentukan
informasi sehingga terbentuk teknologi computer yang semakin berkembang.
II.
Sejarah Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
McMulloh dan Pitts
pada tahun 1943 mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron di
dalam otak. Sumbangan terbesar di bidang AI diawali pada paper Alan
Turing, pada tahun 1950 yang mencoba menjawab “Dapatkah computer
berfikir” dengan menciptakan mesin Turing. Paper Alan Turing pada tahun
1950 berjudul “Computing Machineri and Intelligence” mendiskusikan syarat
sebuah mesin dianggap cerdas.
Pada akhir 1955, Newell dan Simon mengembangkan The Logic Theorist, program AI pertama. Program ini
merepresentasikan masalah sebagai model pohon, lalu penyelesaiannya
dengan memilih cabang yang akan menghasilkan kesimpulan terbenar.
Pada tahun 1956 John McCarthy dari Massacuhetts Institute of Technology dianggap sebagai bapak AI,
menyelenggarakan konferensi untuk menarik para ahli komputer bertemu,
dengan nama kegiatan “The Dartmouth summer research project on artificial
intelligence.” mempertemukan para pendiri dalam AI, dan bertugas untuk
meletakkan dasar bagi masa depan pemgembangan dan penelitian AI.
John McCarthy di saat itu mengusulkan definisi AI adalah “ AI merupakan
cabang dari ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan komputer untuk dapat
memiliki kemampuan dan berprilaku seperti manusia” .
(Gambar 1.1. John
McCarthy, dikenal sebagai Bapak AI)
Pada tahun 1960 hingga
1970, muncul berbagai dikusi bagaimana komputer dapat meniru sedetail mungkin
pada kemampuan otak manusia, dimana saat itu dapat dikategorikan sebagai
“classical AI”.
Pada tahun 1980, dimana computer
yang semakin mudah diperoleh dengan harga yang lebih murah menjadikan berbagai
riset di bidang kecerdasan buatan berkembang sangat pesat pada berbagai universitas.
III.
Konsep dasar Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
A. Pembelajaran Mesin (Machine Learning)
Pembelajaran mesin adalah cabang
dari AI yang bertujuan untuk memberikan mesin kemampuan dalam mempelajari tugas
tanpa kode yang sudah ada. Dalam istilah yang paling sederhana, mesin tersebut
akan diberikan contoh uji coba dalam jumlah yang besar untuk tugas tertentu.
Misalnya, mesin pengenal gambar dapat diberikan jutaan gambar untuk dianalisis.
Setelah melalui permutasian yang panjang, mesin akan memperoleh kemampuan untuk
mengenali pola, bentuk, wajah, dan masih banyak lagi.
B. Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)
Pembelajaran mendalam adalah teknik
pembelajaran mesin yang mengajarkan komputer untuk melakukan apa yang secara
alami terjadi pada manusia: belajar dengan cara mencontoh. Pembelajaran
mendalam adalah teknologi utama di balik mobil tanpa kemudi (driveless car).
C. Jaringan Saraf Tiruan (Neural Network)
Jaringan saraf tiruan
adalah berbagai teknologi pembelajaran yang mendalam, yang juga berada di bawah
naungan kecerdasan buatan atau AI. Neural Network adalah paradigma pemrosesan
informasi yang terinspirasi dari cara sistem saraf biologis, seperti otak yang
memproses informasi. Kunci elemen dari paradigma ini adalah struktur novel dari
sistem pemrosesan informasi.
IV.
Contoh Implementasi Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence)
Spotify Menggunakan Kecerdasan Buatan yang
bernama Machine Learning untuk meningkatkan keakuratan dalam memberikan
playlist pilihan kepada para penggunanya. Dengan playlist bernama Discover
Weekly, Spotify akan merekomendasikan beberapa lagu yang kemungkinan akan
disukai oleh pendengarnya. Hal pertama yang dilakukan adalah
mendapatkan data lagu berbahasa Indonesia. namun tentunya tidak semua
lagu berbahasa Indonesaia akan dipakai dalam penelitian ini. Hanya 300 lagu
yang paling popular saja yang dipakai. Penulis memakai dataset lebih dari 180
lagu dengan harapan hasilnya diatas 80%. Alasan kenapa dataset tidak memakai
lebih dari 300 lagu terpopuler yang dipakai karena semakin tidak popular lagu,
maka data lirik lagu nantinya semakin sulit didapatkan. Dengan mempertimbangkan
ketersedian layanan penyedia data, maka penulis memutuskan memakai API Spotify
karena Spotify menyediakan API untuk melakukan pencarian dan juga menyediakan
data popularitas lagu. Pihak Spotify tidak memberitahukan bagaimana data
popularitas dihitung. Pada halaman dokumentasinya Spotify hanya memberi
informasi bahwa nilai popularitas berkisar dari 0 sampai 100 dan semakin tinggi
nilainya maka semakin populer sebuah lagu akhir-akhir ini.
Tahap
kedua penulis mengumpulkan data tentang karakteristik audio lagu dalam hal itu
penulis menggunakan API spotify. Istilah di dalam API Spotify disebut audio
feature. Data- data tersebut sangat mewakili karakteristik sebuah lagu
sehingga penulis memutuskan untuk memakai data ini. Data yang
disediakan adalah duration, key, mode, time signature, acousticness,
danceability,energy, instrumentalness, liveness, loudness, speechiness, tempo
dan valence. Lalu tahap ketiga yang dilakukan adalah mengumpulkan data lirik
lagu. Lirik adalah kata-kata yang diungkapkan dalam sebuah lagu. Spotify tidak
menyediakan lirik lagu. Oleh karena itu, pada tahap pengumpulan data lirik
lagu akan dilakukan proses pengumpulan data dengan API Genius. API Genius
hanya menyediakan data URL dari pencarian berdasar judul dan penyanyi. Sehingga
setelah URL dari lirik didapat maka tahap selanjutnya menggunakan metode
scrapping. Data dari halaman web diunduh dengan format HTML. Lalu dengan
pustaka BeautifulSoup akan diambil bagian liriknya saja dan membuang bagian
HTML yang tidak penting.
Pada tahap
selanjutnya pemberian label mood. Mood yang akan dimasukkan pada dataset
seperti yang diperlihatkan pada table disamping
:
Lagu
akan ditentukan apakah cocok untuk didengarkan saat mood
energized-pleasant, calm-pleasant, calm-unpleasant, atau energized-unpleasant.
Preprocessing bertujuan membuat data agar siap diolah pada tahap
selanjutnya Karena feature ada yang berupa angka dan ada yang berupa teks
maka perlu dipisah terlebih dahulu karena akan mengalami proses preprocessing
yang berbeda. Feature berupa teks pada penelitian ini adalah lirik lagu. Oleh
karena itu lirik lagu akan mengalami text-preprocesssing terlebih dahulu. Pada tahap
implementasi machine learning pada aplikasi. model dengan accuracy terbaik akan
diimplementasikan pada aplikasi berbasis web. Selain itu akan dibuat user
interface sederhana untuk petunjuk proses dan menampilkan hasil. Pada tahap
validasi akan dilakukan survei pada responden untuk mengetahui apakah aplikasi
bisa memprediksi mood dengan benar menurut pendapat responden. Jumlah
responden sekitar 30 orang. Responden akan ditanyai apakah hasil prediksi mood
sudah akurat atau tidak menurut mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Yusmaniar, Unan. Kecerdasan
Buatan. Tersedia : https://cerdas.sv.ugm.ac.id/2019/08/17/kecerdasan-buatan/
( Diakses pada 30 : Desember 2020)
Budiharto, Widodo. Kecerdasan Buatan, Kini dan Akan Datang. Tersedia: https://socs.binus.ac.id/2012/06/06/mengenal-kecerdasan-buatan-kini-dan-akan-datang/
(Diakses pada : 30 Desember
2020)
Mengenal 3 Konsep Dasar Kecerdasan Buatan. https://idmetafora.com/news/read/318/mengenal-3-konsep-dasar-kecerdasan-buatan-artificial-intelligence.html (Diakses
pada : 1 Januari 2021)
Kenny, Kensidi. Kecerdasan Buatan (Artificial
Intelligence) pada perusahaan Spotify. Tersedia : https://kensidikenny.wordpress.com/2017/10/23/kecerdasan-buatan-artificial-intelligence-pada-perusahaan-spotify/
(Diakses pada : 1 Januari 2021)
Implementasi Machine Learning untuk mengetahui mood pada lagu. Tersedia : https://cloudex.wg.ugm.ac.id/2020/01/21/implementasi-machine-learning-untuk-memprediksi-mood-pada-lagu/ (Diakses pada : 1 Januari 2021)
Komentar
Posting Komentar